Skip to main content

[Eng] Zen and Mediation

Last week, I watched the TV program "Zen and the 21st Century" in the morning.

Various important words were spoken. In particular, I thought about how Zen and meditation are different.

Meditation has taken root in Western societies thanks to people from Western countries who have learned Zen. What is the purpose of meditation there? I often hear the word 'mindfulness', but it seems to be a way of life that values ​​this moment right now. It may be a story about how to live like yourself, in a sense, how to live your true self.

However, it might be different from Zen. Zen opens yourself, opens yourself in the relationship with the surrounding things, releases yourself into the environment, so the boundary between yourself and the surrounding environment disappears, it connects with nature and the environment. According to the TV program, that was the story of the basic idea of ​​Zen.

In other words, meditation and the mindfulness are considered to be what you do and how you strengthen yourself. It looks like far from a Zen perspective.

It is certain that we are asked how we live in the context of the new society affected by the new coronavirus. At that time, you feel that, including yourself, you often think of yourself as to what you should do, how to live, how to improve yourself, or how to change the world.

At the same time, the days when you don't physically contact with others remind you of the imagination of thinking about others and the feeling that you are not living alone but in relation to various things.

You are not the only one living. In relation to various things including humans and the environment, you are comfortable and healthy, and full of fun if the surroundings and environment are so too. 

You would open yourself to others and the environment. Rather than thinking about yourself.

There is no need to telling lies, to follow public opinion, or to consider win and defeat. Accept yourself as it is and open yourself to others and the environment, even though perhaps you won't gain wealth, honor, or fame, and living will not be easy.

However, when you realize that you are a member of various things in the world, and find that they are all in the relationship, you are different from the common sense and evaluation in the world so far. By living in such a way that someone thinks of someone, you can imagine other people and the environment. It might give a little hope to current somewhat pessimistic future to some extent.

Comments

Popular posts from this blog

[Ind] Mereka Percaya Indonesia Mencintai Jepang

Mungkin ini saya perlu memberitahukan kepada teman-teman orang Indonesia. Ini adalah refleksi pandangan sebagian masyarakat Jepang tentang Indonesia. Beberapa hari yang lalu, ada suatu posting twitter tentang sejarah Indonesia dan Jepang. Jika ada yang bisa baca bahasa Jepang, silahkan membacanya secaralangsung.     Posting Twitter tentang Sejarah Indonesia dan Jepang (bahasa Jepang) ********** Awalnya mulai dari persoalan ujian di suatu universitas swasta. Isinya mahasiswa/i diminta bikin kesimpulan dari tulisan tentang sejarah Indonesia-Jepang. Tulisan tersebut termasuk pendidikan sejarah di Indonesia yang mengatakan bahwa penjajahan tentara Jepang selama 3,5 tahun bisa dikatakan lebih berat daripada penjajahan Belanda. Ditambahnya, pendidikan sejarah di Jepang tidak begitu banyak mengajar apa yang Jepang melakukan di Asia Tenggara termasuk Indonesia pasa waktu Perang Dunia II. Tidak mengajar juga tentang penjajahan tentara Jepang terhadap wilayah Indonesia. Mestinya mahasis...

[Ind] Cerita Ibu Kos: Ketakutan menjadi Kesayangan

Kali ini saya sedikit cerita waktu saya pertama kali mulai tinggal di Jakarta pada Agustus 1990. Saya tinggal di Jakarta selama dua tahun sampai Agustus 1992. Ini pertama kali berdomosili dengan KIMS (saat ini KITAS) di Indonesia. Saya tinggal di Jakarta sebagai overseas research fellow dari kantor saya, Institute of Developing Economies (IDE), Tokyo, Jepang. IDE menugaskan kepada staf peneliti untuk tinggal di negara sasaran penelitiannya. Sebagai staf peneliti Indonesia, saya memilih tinggal di Indonesia selama dua tahun. Waktu itu, status saya di Indonesia sebagai mahasiswa S-2 UI. Biasanya, overseas research fellow menyewa rumah sendiri dan mobil sendiri seperti diplomat atau staf-staf perusahaan Jepang yang dikirim dari kantor pusat di Jepang. Namun, sebagai  calon ahli Indonesia di kantor saya, saya merasa harus berusaha tahu dan mengerti secara dalam dan benar dengan penuh pergaulan dengan masyarakat Indonesia sehari-hari. Maka, saya sengaja mencari indikos di wilayah Jakart...

[Ind] Hadir CEAS TALK #9 sebagai Pemateri (19 Agustus 2020)

Pada tanggal 19 Agustus 2020 malam, saya hadir acara online CEAS TALK #9 oleh Center for East Asian Studies, Universitas Muhammadiyah Malang sebagai pemateri berjudul "Pandangan Masyarakat Jepang terhadap Indonesia pada Masa Penjajahan Tahun 1942-1945". Mumlah pesertanya sekitar 70 orang lebih dan sebagian besar adalah mahasiswa/i. Saya mau membahas tentang reaksi sebagian orang Jepang yang menyatakan bahwa Jepang berkontribusi kemerdekaan Republik Indonesia dan oleh karena itu Indonesia senang dan mencintai Jepang. Saya tidak berminat menjelaskan satu demi satu tentang sejarah penjajahan Jepang di wilayah Indonesia saat ini tetapi untung ada Ibu Susi Ong, ahli sejarah Jepang, menambah latar belakang sejarahnya di chat. Itu menjadi referensi untuk mahasiswa/i. Saya menekankan bahwa sejarah saat ini adalah sejarah pemenang atau penguasa, dan perlu menyadari bahwa ada juga sejarah lain oleh yang kalah, atau oleh yang disingkirkan. Selain itu, sebaiknya menghindari atau sangat h...